PENDIDIKAN LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA
DAN TEKNOLOGI
Disusun Oleh :
Siti Kusrini
NPM :
10.0304.0087
Prodi :
FKIP
PENCIPTAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN BELAJAR
DAN PEMBELAJARAN DI PAUD
TUGAS INI SEBAGAI SALAH SATU SYARAT
UJIAN
TES AKHIR SEMESTER
DOSEN PENGAMPU : Drs. H. Subiyanto, M.
Pd
BAB I
PENDAHULUAN
Penciptaan
pengelolaan lingkungan belajar di PAUD merupakan sesuatu yang berhubungan dengan catat
mencatat, surat-menyurat, penataan, kearsipan, pengisian, atau pengerjaan
berbagai jenis formulir.
Kata
pengelolaan berasal dari kata manajemen, sedangkan istilah manajemen sama
artinya dengan administrasi (Oteng Sutisna : 1983) oleh sebab itu pengelolaan
pendidikan dapat di artikan sebagai upaya untuk menerapkan kaidah-kaidah
administrasi dalam bidang pendidikan. Sedangkan administrasi ialah keseluruhan
proses yang mempergunakan dan mengikutsertakan semua sumber potensi yang
tersedia dan yang sesuai, baik personal maupun material, dalam usaha untuk
mencapai bersama suatu tujuan secara efektif dan efisien.
Dalam
tuntutan zaman sekarang ini pengelolaan lingkungan belajar di PAUD sangat di
upayakan untuk tujuan yang mesti direalisasikan guna kepentingan lembaga
individu ataupun kelompok. Dalam penciptaan pengelolaan lingkungan belajar di
PAUD memiliki beberapa fungsi dan prinsip adalah tugas-tugas yang mesti
dilaksanakan oleh individu ataupun kelompok seperti : membuat putusan,
merencanakan, mengorganisasikan, mengkomunikasikan, mengkoordinasikan,
mengawasi dan menilai.
Pengelolaan
harus ada sarana prasarana pendidikan. Maksud dari sarana prasarana adalah
fasilitas yang ada. Dalam sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, seperti
membeli, membuat sendiri, atau sumbangan dari masyarakat.
A. LATAR BELAKANG
Penciptaan
adalah upaya bagaimana mengantisipasi dengan adanya pembelajaran di PAUD.
Sedangkan pengelolaan bagaimana suatu individu atau lembaga dalam manajemen di
lingkungan PAUD. Semua saling berkaitan karena dalam lingkungan pembelajaran di
PAUD di butuhkan upaya-upaya dan rencana-rencana demi tercapainya pengelolaan
lingkungan belajar yang maksimal.
Dalam
penciptaan pengelolaan lingkungan belajar dan pembelajaran di PAUD harus ada
tenaga pendidik dan ada yang di didik. Fasilitas lingkungan dan ruangan. Supaya
upaya bisa tercapai seorang guru harus kreatif, cerdas, berpendidikan atau
berwawasan, dan mengabdi pada masyarakat.
Pengelolaan
lingkungan belajar harus diciptakan rasa nyaman dan tentram agar pembelajaran
dapat berjalan dengan apa yang diinginkan oleh semua lapisan masyarakat.
Mengasuh
anak usia pra sekolah benar-benar merupakan tanggung jawab yang berat. Usia
tersebut merupakan masa kritisi perkembangan kemampuan kognitif, kemandirian
koordinasi motorik, kreatifitas, dan sikap positif terhadap hidup. Menciptakan
suasana masa sekolah yang menyenangkan tampaknya dapat mendorong anak agar
selanjutnya cinta belajar sepanjang hidup.
B. TUJUAN
A.
Penciptaan pengelolaan
lingkungan belajar dan pembelajaran di PAUD memiliki beberapa tujuan, yakni :
1. Dalam
Undang-Undang No.2 Tahun 1989
Pendidikan
memberikan rangsangan untuk pertumbuhan dan perkembangan rohani dan jasmani,
agar memiliki kehidupan pendidikan yang lebih tinggi.
2. Pengelolaan
lingkungan di PAUD adalah sebagai suatu proses mengkoordinasikan perilaku anak
supaya terfasilitasi dengan baik.
3. Lingkungan belajar merupakan suatu konteks fisik, sosial
dan psikologis yang dalam konteks tersebut anak belajar emperoleh tingkah laku
yang baru.
4. Tujuan
Khusus
a. Aspek
Performance adalah lingkungan belajar diarahkan untuk mewujudkan lingkungan
dengan mampu menghadapi/merenungkan, abstrak, tertarik, kreatifitas.
b. Aspek
ini adalah mampu menfasilitasi multisensori anak, berkualitas bahwa efektik dan
efisien.
5. Untuk
menciptakan anak bangsa yang cerdas, berperilaku baik, beriman, jujur,
terampil, kreatif, cinta tanah air adalah tujuan utama dalam penciptaan
pengelolaan lingkungan belajar pembelajaran di PAUD.
C. PERUMUSAN MASALAH
Tenaga
kependidikan yang berkualitas sebgai
guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitas, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, yang
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. (UU. No 20 Tahun 2003 Pasal
1. BAB 1. Ketentuan Umum).
BAB II
KAJIAN TEORI
Untuk
dapat memahami konsep dasar pengelolaan pendidikan, maka terlebih kita harus
juga memahami makna dan pengertian administrasi. Meurut Moh. Rifai (1982) yang
menjelaskan bahwa administrasi merupakan suatu bantuan agar suatu usaha dapat
berjalan dengan lancar dalam upaya untuk mencapai tujuan dengan tanpa
menghambur-hamburkan sumber-sumber yang tersedia.
Dalam
pengertian sempit, administrasi dapat di artikan sebagai pekerjaan yang
berhubungan dengan ketata usahaan (derical work) seperti misalnya segala
sesuatu yang berhubungan dengan berbagai pekerjaan menulis. Seperti : catat-
mencatat, surat menyurat, penataan, kearsipan, pengisian, atau pekerjaan
mengisi formulir.
Sedangkan
dalam pengertian yang luas administrasi dapat diartikan sebagai segala sesuatu
kegiatan yang perlu dijalankan untuk dapat mencapai suatu tujuan tertentu yang
telah di canangkan sebelumnya. Kegiatan-kegiatan itu antara lain : menentukan
kebijakan, mengawasi, dan bimbingan pelaksanaan dan penilaian yang menuju
kepada keberhasilan dari suatu usaha. (Moh. Rifai 1982).
Sementara
itu Sondang P. Siaqian (1983) mendefinisikan pengertian administrasi adalah
sebagai keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang
didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.
A.
LANDASAN
TEORI PSIKOLOGI INDOOR
-
Memperkaya
lingkungan sekitar anak
Setelah
menyusun kegiatan anak kita dapat memperhatikan beberapa hal yang bisa
memperkaya lingkungan sekitar anak. Selama masa-masa aktivitas otak anak sangat
tinggi dan anak-anak cepat sekali menyerap, potensi belajar mereka jadi lebih
besar berkat hal-hal yang disediakan, dan anak-anak juag mempelajari
sikap-sikap yang baik.
Anak
perlu di didik agar suka belajar. Permainan tertentu berpengaruh bagi potensi
pembelajaran anak. Meski anak mempunyai kesukaan tertentu, namun kita harus
berlatih ketrampilan. Sebaiknya anak aktif bermain dengan mainannya bukan hanya
menekan tombol atau melihat. Keterlibatan secara aktif dapat mengembangkan
koordinasi, imajinasi dan pembelajaran pra akademis secara simultan.
-
Stereotip
Gender dalam permainan
Karena
anak belajar dari permainan, perlu diperhatikan agar pembelajaran anak usia
dini pra sekolah tidak mengenal stereotip gender. Sebagai contoh jarang sekali
terlihat anak perempuan bermain kotak di pra sekolah, meski menyusun kotak
dapat meningkatkan kemampuan spesial anak dan berpengaruh bagi kemampuan
matematika anak perempuan. Anak laki-laki tampaknya lebih tertarik dengan
segala permainan menyusun, tapi hal tersebut perlu juga didorong pada anak-anak
perempuan.
Boneka
tak menarik bagi anak laki-laki, karena anak laki-laki lebih suka mainan yang
berbunyi atau bersuara. Meski anak laki-laki suka berperan sebagai ayah, permainan
rumah-rumahan tertentu mendidik anak mengenai kasih sayang karena boneka
biasanya di anggap sebagai bayi.
-
Membaca,
berbicara dan bertanya
Membacakan
buku untuk anak sangat berguna pada saat anak mulai dapat memusatkan perhatian
untuk jangka waktu yang pendek. Anak-anak juga menyukai buku tekstur, menyentuh
kelinci lembut, dan kertas ampelas kasar dapat meningkatkan minat dan kemampuan
anak untuk berkonsentrasi. Buku-buku yang mendorong anak untuk melakukan
geraka-gerakan sederhana seperti bertepuk tangan, mereka juga suka dengan
kalimat-kalimat bersajak. Anak-anak suka dengan buku yang dibacakan
berulang-ulang. Mereka tak pernah bosan. (Dr. Syivia Rimm)
B.
LANDASAN
TEORI PENGELOLAAN OUT DOOR
Belajar
luar kelas merupakan program pengembangan belajar anak. Aspek-aspek pengelolaan
belajar out door sehingga :
1. Penataan
lokasi kegiatan dengan berbagai sarana.
2. Pagar
sekolah.
3. Pengolahan
tanah lapang.
4. Perawatan
dan penanganan tanah.
5. Pembuatan
ruangan/atap agar proses belajar mengajar aman.
6. Punya
gudang (tempat menyimpan alat-alat).
Khusus = pengelolaan kebun, menyimpan
sarana prasarana, alat bermain, tukang, pengembangan fisik.
Contoh alat bermain :
1. Tangga
di pasang di tanah, tangga tidak terlalu tinggi.
2. Tanaman.
3. Anyaman.
4. Terowongan
mini.
5. Bermain
pasir.
C.
PEMBAHASAN
MASALAH
Dalam
perkembangan pendekatan dalam pengelolaan pendidikan tidak lepas dengan
perkembangan teori administrasi dan organisasi. Menurut Way K. Hoy dan Cecil G.
Miskel 1978 dan J. C. S. Musaazi (1988).
Bahwa
pertambangan teori administrasi dapat digolongkan kepada 3 tahapan
perkembangan.
1. Pendekatan
Organisasi Klasik (1970 – 1930)
2. Pendekatan
Manusia (1930 – 1950)
3. Pendekatan
Perilaku (1950 – sekarang).
Pendekatan
Organisasi Klasik
Pendekatan
organisasi klasik ini sering disebut juga dengan gerakan manajemen ilmiah yang
dipelopori oleh Frederick seorang yang
memiliki latar belakang dan pengalaman sebagai buruh, juru ketik, mekanik, dan
akhirnya berpengalaman sebagai kepala tekhnik hidup antara tahun 1956.
Pendekatan
Hubungan Manusia
Pendekatan
hubungan manusia adalah gerakan yang lahir dan berkembang sebagai reaksi
terhadap organisasi klasik. Pendekatan hubungan manusia ini di pelopori oleh
Mary Parker Follet (1968 – 1933) orang yang pertama kali mengenal pentingnya
faktor-faktor manusia dalam administrasi.
Pendekatan
Perilaku
Pendekatan
perilaku dalam administrasi adalah menggabungkan antara hubungan sosial
struktur formal dan menambahkannya dengan proposisi yang di ambil dari
psikologi, sosiologi, ilmu politik, dan ekonomi. Pendekatan ini dipelopori oleh
Ghester I barnard yang hidup antara tahun 1886, sampai dengan tahun 1961.
Barnard adalah seorang kepala eksekutif
pada perusahaan Bell Telepone di New Jersey yang menulis buku dengan
Judul Funtions of Executive (1938).
D.
PERMASALAHAN
DAN PENGEMBANGAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN
Permasalahan
dan pengembangan pengelolaan pendidikan secara lebih rinci akan diulas untuk
sekedar mengantarkan dan mengenalkan kepada permasalahan-permasalahan dan
pengembangan pengelolaan pendidikan.
Menurut
Djanian Satori dan Udin S. Saud (1994) dalam buku pengelolaan pendidikan (1994)
bab XVI dengan Judul Masalah Kontemporer Pengelolaan Sistem Pendidikan Nasional
dapat di ikhtisarkan bahwa permasalahan dan pengembangan pengelolaan pendidikan
menyangkut hal-hal sebagai berikut :
I.
Sistem
Desentralisasi dalam pengelolaan lingkungan
Sistem
desentralisasi dalam pengelolaan pendidikan yang akan diberikan kepada sekolah
sudah dicanangkan jauh hari sebelumnya sejalan dengan akan diterapkan otonomi
yang luas kepada daerah. Akan tetapi pengelolaan lingkungan pendidikan dalam
sistem desentralisasi ini bukan berarti bahwa setiap daerah dapat mengembangkan
program pendidikan secara sendiri-sendiri, yang terlepas dan berbeda sama
sekali dengan sistem pendidikan nasional negara kesatuan RI.
Permasalahan
yang akan timbul dari sistem desentralisasi dalam pengelolaan pendidikan yang
akan diterapkan (bahkan ada yang telah di realisasikan) adalah bagaimana kita
dapat mengoperasikan sistem desentralisasi dalam pengelolaan pendidikan
nasional yang efektif dan efesien bagi semua daerah? Sebab daerah-daerah tidak
semuanya siap.
Dalam
menerapkan sistem desentralisasi dalam pengelolaan pendidikan mau tidak mau
pasti banyak permasalahan yang dihadapi, sebab potensi dan kemampuan setiap
daerah berbeda-beda, akan tetapi penerapan sistem desentralisasi dalam
pengelolaan pendidikan adalah salah satu upaya untuk memberikan kepercayaan
kepada daerah dalam mengelola sistem pendidikan yang berada diaerah tersebut
dalam rangka untuk mengembangkan sumber daya manusia yang bervariasi untuk
kepentingan pembangunan pendidikan dan juga nasional secara menyeluruh.
E.
UPAYA
PENCIPTAAN LINGKUNGAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
1.
Konsep
Pengelolaan Kelas
Manajemen
atau pengelolaan di artikan proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk
mencapai sasaran. Sedangkan kelas diartikan secara umum sebagai sekelompok
siswa yang ada pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang
sama pula. Dengan demikian, manajemen kelas adalah segala usaha yang diarahkan
untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang efektif dan menyenangkan serta
dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik sesuai dengan kemampuan, atau
dapat dikatakan bahwa manajemen kelas merupakan usaha sadar itu mengarah pada
penyiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang
belajar, mewujudkan situasi/kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan
waktu sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat
tercapai (Dirjen PUOD dan Dirjen Dikdasmen 1996)
Menurut
Dirjen Dikdasmen yang menjadi tujuan manajemen kelas adalah :
a.
Mewujudkan situasi dan
kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar,
yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal
mungin.
b.
Membina dan membimbing
siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-sifat
individu.
c.
Menghilangkan berbagai
hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi pembelajaran.
d.
Menyediakan dan
mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa
belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual siswa dalam
kelas.
Konsep
dasar yang perlu di cermati dalam manajemen kelas adalah penempatan individu,
kelompok, sekolah dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya.
Tugas
guru seperti mengontrol, mengatur atau mendisiplinkan peserta didik adalah
tindakan yang kurang tepat lagi untuk saat ini. Sekarang aktivitas guru yang
terpenting adalah peserta didik menuju tujuan pembelajaran.mengelola kelas
merupakan ketrampilan yang harus dimiliki guru dalam memutuskan, memahami,
mendiagnosis dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap
aspek-aspek manajemen kelas. Adapun aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam
manajemen adalah sifat kelas. Pendorong kekuatan kelas, situasi kelas, tindakan
selektif dan kreatif.
2.
Kegiatan
pengelolaan kelas
Kegiatan-kegiatan
yang perlu dilaksanakan dalam manajemen kelas sebagai aspek-aspek manajemen
kelas yang tertuang dalam petunjuk pengelolaan kelas adalah :
a. Mengecek
kehadiran siswa.
b. Mencatat
data.
c. Menyampaikan
materi pelajaran.
d. Pendistribusikan
bahan dan alat.
e. Memelihara
arsip.
f. Mengumpulkan
informasi dari siswa.
g. Mengumpulkan
hasil pekerjaan siswa, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan tersebut.
h. Memberikan
tugas PR.
Semua
aspek harus di programkan dan di laksanakan karena pengelolaan kelas yang
memadai akan terlaksananya proses belajar mengajar dalam lingkungan pendidikan
dan upaya harus semaksimal mungkin.
F.
FAKTOR
PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENCIPTAAN LINGKUNGAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Faktor
pendukung adalah lingkungan yang diartikan sebagai suatu yang tumbuh dengan
lingkungan/Evironment, atau suatu tempat yang mempunyai pertumbuhan manusia dan
pengertian dari keduanyatersebut adalah sebagai suatu tempat (suasana/keadaan)
yang dapat di pengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seseorang.
Menurut
M. Sojoyo 2002, lingkungan belajar suatu konteks fisik, sosial, dan psikologis
yang dalam konteks tersebut, anak belajar memperoleh tingkah laku yang baru.
Lingkungan
belajar di Laboratorium, tempat bagi anak untuk bersekseprimen, mengekspresikan
diri untuk mendapatkan konsep dan logis baru sebagai wujud belajar di TK/pra
sekolah. Jadi pengesahan lingkungan belajar anak adalah agar berpartisipasi
dalam kegiatan belajar dapat optimal sehingga tujuan belajar anak dapat
tercapai.
Belajar meliputi komponen-komponen seperti (ada guna,
ada siswa, ada ruangan, ada alat peraga, ada materi, metode, kurikulum dll).
Agar semua bisa terfasilitasi dan dikatakan terfasilitasi apabila ada sarana
prasarana dan dikatakan belajar apabila ada guru aktif dan siswa aktif.
Apabila
dalam pembelajaran guru aktif namun siswa pasif maka pembelajaran tidak akan
berlangsung apabila ada ruangan namun guru pasif maka tidak ada pembelajaran.
Dalam pembelajaran antara komponen tersebut harus saling dilengkapi agar
terciptanya suasana belajar yang aman, nyaman, dan krasan.
Dalam
pengelolaan lingkungan belajar di TK ada 3 prinsip :
1. Merefleksikan
selera anak.
Lingkungan belajar
harus, penyediaan, pengamanan. Lingkungan belajar harus dipertimbangkan,
karakteristik, perasaan minat, dinamika anak.
2. Hal
yang perlu diperhatikan oleh guru ada 2 hal yakni :
a. Sudut
aktivitasi belajar melalui bermain dengan cara kegiatan
belajar yang bersifat akademis, informal, alamiah, dan menyenangkan.
Pembelajaran akademis
seperti :
-
Menyanyi
-
Cerita
-
Menggambar
-
Gerak tari
-
Dsb
b. Sudut
fasilitas
Kualitas
fasilitas sangat mendukung; ruang, dinding, media/ap dan bahan-bahan yang digunakan
sangat menentukan hasil belajar, sarana fasilitas lingkungan belajar sebaiknya
disesuaikan dengan selera anak.
Seperti
di TK Pertiwi Sukorejo, Tegalrejo. Warna di dinding cerah berwarna hijau muda,
karena warna cerah merupaka salah satu warna yang disukai anak-anak dalam
ukuran cukup untuk proses berjalannya pembelajaran ada dua ruangan untuk TK A
dan B.
Hal-hal
yang harus dipikirkan, dikuasai guru cara pengembangan belajar sehingga :
a. Cara
menguasai ruang lingkup, tema-tema, baik lingkungan kedalaman, visi, materi,
bermain serta bernyanyi.
b. Cara
menguasai mengaktifkan anak ditertibkan, bermakna mengusai macam-macam bermain,
media, alat, musik bermacam-macam lagu anak-anak.
c. Menguasai
karakteristik anak didik, secara umum dan khusus di TK : sifat, sikap, kepribadian,
kecerdasan, dll.
d. Yang
menjunjung efisiensi, pembelajaran kemampuan mengendalikan diri secar baik,
bahwa anak-anak masih bersifat logis spontan, fleksibel dan cara yang bijak,
dapat mengajari anak secara baik dalam pembelajaran.
Tindakan
tersebut usaha pencegahan masalah pengelolaan kelas. Dapat berupa tindakan yang
bersifat pencegahan atau tindakan yang bersifat korektif. Tindakan yang
bersifat pencegahan yaitu dengan jalan menyediakan kondisi baik fisik maupun
kondisi sosio-emosional sehingga terasa benar oleh siswa rasa kenyamanan dan
keamanan untuk belajar.
Sedangkan
tindakan yang korektif merupakan tindakan terhadap tingkah laku yang menyimpang
dan merusak kondisi optimal bagi proses belajar mengajar yang sedang
berlangsung. Tindakan pencegahan adalah tiadakan yang dilakukan sebelum
munculnya tingkah laku yang menyimpang mengganggu kondisi optimal
berlangsungnya pembelajaran.
Usaha
pencegahan pengelolaan kelas antara lain :
1. Peningkatan
kesadaran diri sebagai guru.
2. Peningkatan
kesadaran diri sebagai peserta didik.
3. Sikap
polos dan tulus dari guru.
4. Mengenal
dan menemukan alternatif pengelolaan.
5. Menceritakan
kontrak sosial.
G.
FAKTOR
– FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELOLAAN KELAS
Untuk
mewujudkan pengelolaan kelas yang baik ada beberapa faktor antara lain :
1. Kondisi
Fisik
Lingkungan
fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran,
lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung
meningkatnya intensitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif
terhadap pencapaian tujuan pengajaran, lingkungan fisik meliputi :
a. Ruangan
tempat berlangsungnya proses belajar mengajar.
b. Pengaturan
tempat duduk.
c. Ventilasi
dan pengaturan cahaya.
d. Pengaturan
penyimpanan barang-barang.
Contoh
berdirinya TK pertiwi Sukorejo Tegalrejo. Pada tahun 2009 bulan Maret TK sudah
mulai mempunyai kemandirian, karena TK pertiwi Sukorejo sebelumnya menempati
balai desa milik desa (kantor desa) yang seatap dengan SD. Upaya masyarakat
dalam usulan-usulan yang telah disetujui oleh semua lapisan masyarakat
mengajukan bantuan dana dalam program pemerintah adanya PNPM/Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri.
Permainan
seperti diluar kelas tangga, kursi putar, jungkat-jungkit, ring basket sudah
terfasilitasi, namun yang menjadi hambatan belum ada area pasir karena tempat
untuk area dipakai untuk upacara, dan halaman depan untuk menanam peralatan
permainan, dan yang sedikit menjadi hambatan TK Periwi Sukorejo belum mempunyai
kantor. Sehingga dalam aktifitas administrasi kadang dikerjakan dirumah
masing-masing guru. Kantor yang kami butuhkan sedang dalam pemrograman bantuan
dari desa karena PNPM hanya memberikan bantuan satu kali bantuan khusus TK.
TK
Pertiwi Sukorejo juga baru merencanakan bantuan kepada para wali murid dan desa
untuk membuat sumur, karena sampai sekarang ini air masih membeli satu drigen
dua ribu. Kekurangan yang ada tidak mengganggu proses jalannya pembelajaran,
walau dalam pembukuannya sangat memprihatinkan.
Dalam
situasi ini perlu sekali dipikiran dalam upaya-upaya bagaimana pengelolaan
lingkungan belajar bisa mencapai optimal. Seorang guru harus bisa merencanakan
masa-masa yang akan datang supaya proses pembelajaran tidak terjadi hambatan.
Pengelolaan kelas merupakan kegiatan atau tindakan guru dalam rangka penyediaan
kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung efektif.
2. Kondisi
Sosio – Emosional
Kondisi
Sosio-emosional dalam kelas mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses
belajar mengajar, meliputi :
a. Tipe
kepemimpinan.
b. Sikap
guru.
c. Suara
guru.
d. Pembinaan
hubungan baik (raport).
3. Kondisi
Organisasional
Kegiatan
rutin yang secara rutin organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun
tingkat sekolah, akan dapat mencegah masalah pengelolaan kelas. Dengan kegiatan
rutin yang telah diatur secara jelas dan telah dikomunikasikan kepada semua
siswa secara terbuka. Kegiatan rutinitas tersebut antara lain :
1. Pergantian
pelajaran.
2. Guru
berhalangan hadir.
3. Masalah
antar siswa.
4. Upacara
bendera.
5. Kegiatan
lain.
H.
PENGELOLAAN
SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
A. Arti
ruang lingkup pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
Salah
satu aspek yang seyokyanya mendapat perhatian utama oleh setiap administrator
pendidikan adalah mengenai sarana prasarana pendidikan.
Sarana
prasarana pada dasarnya dikelompokkan dalam 4 kelompok yaitu :
a. Tanah.
b. Bangunan.
c. Perlengkapan.
d. Perabot
sekolah.
Agar
semua fasilitas tersebut memberikan konstribusi yang berarti pada jalannya
proses pendidikan, hendaknya dikelola dengan baik, pengelolaan yang dimaksud
meliputi :
a. Perencanaan.
b. Pengadaan.
c. Investasi.
d. Penyimpanan.
e. Penataan.
f. Penggunaan.
g. Pemeliharaan.
Pengelolaan
sarana prasarana pendidikan dalam istilah asing dikenal dengan istilah “school
plant adminstration” yang mencakup lahan, bangunan, perabot dan perlengkapan
sekolah, pengelolaan sarana prasarana dapat di artikan sebagai kegiatan menata,
mulai dari merencanakan kebutuhan, pengadaan, investasi, penyimpanan dan
pemeliharaan.
I.
PERENCANAAN
KEBUTUHAN, PENGADAAN DAN PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN
Perencanaan
kebutuhan sarana prasarana pendidikan merupakan pekerjaan yang komplek, karena
harus terintergrasi dengan rencana pembangunan baik nasional, regional maupun
lokal. Perencanaan ini merupakan sistem perencanaan kebutuhan.
Prinsip-prinsip
seperi komprehensif, obyektif, fleksibel dan interdisiplin yang perlu
diperhatikan :
a. Perencanaan
pengadaan tanah untuk gedung.
b. Perencanaan
pengadaan bangunan gedung sekolah.
c. Perencanaan
pembangunan bangunan sekolah.
d. Perencanaan
pengadaan perabot dan perlengkapan pendidikan.
e. Pengadaan
saranadan prasarana pendidikan.
f. Investasi
sarana dan prasarana pendidikan.
g. Pemeliharaan
sarana prasarana pendidikan.
h. Penggunaan
sarana dan prasarana pendidikan.
i.
Penataan sarana
prasarana pendidikan.
Lingkungan yang
demikian dalam sarana dan prasarana pendidikan dapat menimbulkan rasa bangga
dan rasa memiliki siswa terhadap sekolahnya. Hal ini memungkinkan apabila
sarana prasarana itu fungsional bagi kepentingan pendidikan. Dalam hal ini guru
sangat berkepentingan untuk memperlihatkan unjuk kerjanya dan menjadikan
lingkungan sekolah (sarana prasarana) sebagai asset dalam proses belajar
mengajar. Di bawah ini dikemukakan beberapa petunjuk teknis berkenaan dengan
bagaimana menata sarana dan prasarana pendidikan.
1.
Tata ruang dan bangunan
sekolah
Dalam
mengatur ruang yang dibangun bagi suatu lembaga pendidikan/sekolah, hendaknya
dipertimbangkan hubungan antara ruang-ruang yang dibutuhkan dengan pengaturan
letaknya tergantung kepada kurikulum yang berlaku dan tentu saja ini akan
memberikan pengaruh terhadap penyusunan jadwal pelajaran. Hal ini yang perlu di
perhatikan antara lain :
a. Ruang
kegiatan belajar ditempatkan dibagian yang paling terang, tetapi tidak silau,
dan jauh dari gangguan/sumber kebisingan atau keributan, sehingga guru dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik, tidak terganggu oleh sinar dan
kebisingannya.
b. Ruang
ketrampilan/praktek yang dapat merupakan sumber kebisingan ditempatkan jauh
dari ruang belajar.
c. Ruang
laboratorium ditempatkan terpisah, namun mudah dan cepat terjangkau.
2. Penataan
Perabot Sekolah
Tata
perabot sekolah mencakup pengaturan barang-barang yang dipergunakan oleh
sekolah, sehingga menimbulkan kesan dan konstribusi yang baik pada kegiatan
pendidikan. Dalam pengaturan perabot sekolah hendaknya diperhatikan macam dan
bentuk perabot itu sendiri, apakah perabot tunggal atau ganda, individual atau klasikal. Hal ini yang harus
diperhatikan dalam pengaturan perabot sekolah antara lain :
1. Perbandingan
antara luas lantai dan ukuran perabot yang akan dipakai dalam ruangan tersebut.
2. Kelonggaran
jarak dan dinding kiri – kanan.
3. Jarak
satu perabot dengan perabot lainnya.
4. Jarak
deret perabot (meja – kursi) paling belakang dengan tembok batas.
5. Arah
menghadapnya perabot.
6. Jarak
deret perabot terdepan papan tulis.
7. Kesesuaian
dan keseimbangan.
3. Penataan
perlengkapan sekolah
Penataan
perlengkapan sekolah mencakup pengaturan perlengkapan diruang kepala sekolah,
ruang tata usaha, ruang tata usaha, ruang guru, kelas, ruang BP, ruang
perpustakan, dsb. Ruang-ruang tersebut perlengkapannya perlu ditata sedemikian
rupa, sehingga menimbulkan perasaan senang dan betah, dan kesan yang baik, pada
guru yang mengajar dan siswa yang belajar. Misalnya, pada ruang kelas
perlengkapan perabot, juga dilengkapi dengan hiasan yang bersifat mendidik :
organisasi kelas, tata tertib, papan absensi, dsb.
Pada
ruang guru, selain perlengkapan guru, juga ruang guru ini perlu dilengkapi
dengan : papan pengaman, jadwal pelajaran, kalender akademik, organisasi
sekolah, daftar pembagian tugas guru KORPRI dsb. Semua kelengkapan tersebut
dalam penataan tidak bisa sembarangan tapi perlu ditata dengan baik, bisa
dibaca atau dilihat dengan mudah. Kesannya indah, harmonis serta menimbulkan
kesan yang baik.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pengelolaan
lingkungan di PAUD sebagai suatu proses mengkoordinasikan perilaku anak suapay
terfasilitasi dengan baik. Tenaga pendidikan yang berkwalitas untuk menciptakan
anak bangsa yang cerdas. Pengelolaan dapat diartikan sebagai administrasi.
Dalam lingkungan anak diperlukan untuk memperkaya pernainan yang mendidik, dan
diperlukan pengelolaan, penataan lokasi, pagar sekolah, perawatan dan
pembuatan ruangan bahkan punya gudang.
Dalam
perkembangan pendekatan dalam pengelolaan pendidikan tidak lepas dengan
perkembangan teori lepas dengan perkembangan teori admnistrasi, dan organisasi,
seperti pendekatan organisasi klasik, hubungan manusia, dan perilaku. Penerapan
sistem desentralisasi dalam pengelolaan pendidikann adalah salah satu upaya
untuk memberikan kepercayaan daerah untuk mengembangkan sumber daya.
Manajemen
atau pengelolaan kelas merupakan proses penggunaan sumber daya secara efektif
untuk mencapai sasaran kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam
manajemen kelas sebagai aspek-aspek manajemen kelas. Faktor pendukung sebagai
lingkungan yang diartikan suatu tempat yang mempunyai pertumbuhan manusia.
Berbagai sudut seperti sudut aktifasi dan sudut fasilitasi adalah hal yang
perlu diperhatikan.
TK
yang belum terfasilitasi dengan sempurna sepeti TK Sukorejo adalah suatu contoh
TK yang masih memerlukan suatu upaya untuk pengelolaan lingkungan yang optimal.
Sarana
prasarana suatu aspek yang perlu diperhatikan untuk kelestarian pendidikan, dan
perencaan-perencanaan adalah prinsip untuk suatu pengelolaan lingkungan belajar
mengajar dan pembelajaran.
B.
REKOMENDASI
Dalam
pengelolaan lingkungan belajar dan pembelajaran harus benar-benar semua para
guru dapat memahami apa yang harus direncanakan apa yang harus dilaksanakan dan
program apa yang harus dipikirkan.
Penciptaan
pengelolaan lingkungan belajar dan pembelajaran untuk merangsang anak memiliki
rasa senang, nyaman dan krasan. Maka dari itu penciptaan harus semaksimal
mungkin diupayakan. Dengan fasilitas-fasilitas yang mencukupi dan memadai.
Peningkatan
demi peningkatan harus diciptakan untuk kemajuan suatu lembaga pendidikan yang
berkualitas untuk mencerdaskan anak bangsa supaya menjadi anak yang beriman,
bertaqwa, cinta tanah air, sopan, kreatif, terampil dan cerdas.
C.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Buku
Pengelolaan Pendidikan (Drs. Heni Koswara)
Penerbit : Jurusan
administrasi pendidikan
Gedung
FIP Lt. 1 Jl. DR. Setiabudhi no.229
Bandung
40154
2. Mendidik
dan Menerapkan Disiplin pada Anak Pra Sekolah (Dr. Sylvia Rimm)
Penerbit : PT Gramedia
Pustaka Utama
Jl.
Palmerah barat 33-37 Lt. 2-3
Jakarta
10270
www.gramedia.com
3. Dokumentasi
TK Pertiwi Sukorejo, Tegalrejo, Magelang
4. Wawasan
Pasar Pendidikan dan Wawasan Dasar Pengelolaan Pendidikan.
Dudung A. Dasuqi dan Setyo
Somantri (1994)
Bandung : Jurusan
Adpend.
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Example /
Sekilas Info
dengan judul "Contoh Skripsi di UMM". Anda bisa Menemukan artikel ini dengan link https://uchavision.blogspot.com/2012/04/contoh-skripsi-di-umm.html dan anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Contoh Skripsi di UMM ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda, namun jangan lupa untuk meletakkan link Contoh Skripsi di UMM sumbernya.
Anda Mungkin Menyukai:
0 komentar:
Post a Comment
> Berkomentar yang bijak ya sob.
> No Sara
> Ane berhak menghapus pesan yang gak masuk akal